Sorrowful Love, Hopeful Love (Tolkien Reading Day 2022)

“For long years he (Amroth) had loved her, and taken no wife, since she would not wed with him. She loved him indeed, for he was beautiful even for one of the Eldar, and valiant and wise; but she was of the Silvan elves, and regretted the incoming of the Elves from the West, who (as she said) brought wars and destroyed the peace of old. She would speak only the Silvan tongue, even after it had fallen into disuse among the folk of Lorien; and she dwelt alone beside the falls of the river Nimrodel to which she gave her name.”

Unfinished Tales Part 2, Ch. 4: The History of Galadriel and Celeborn and of Amroth King of Lorien

Great love stories are tinged with sorrow. That’s one thing to notice when you read about the stories of lovers in Middle-earth legendarium. Even the legendary love tales, like between Beren and Lúthien, have this bittersweet quality that seeps into your heart, long after the story is supposed to end at the blissful “happily ever after”. Dig deeper into Tolkien’s “love stories”, and you will see characters languishing because of the lack of love, displaying the twisted form of “love”, or losing their loved ones. Many couples had their love unrequited, nipped at the bud, turned sour, or doomed.

Lanjutkan membaca “Sorrowful Love, Hopeful Love (Tolkien Reading Day 2022)”

On Tolkien’s Quaint Poem about a Sleeping Cat

“I fear that to me Siamese cats belong to the fauna of Mordor….”

Tolkien’s letter to Allen & Unwin, 16 October 1959 (Letter 219)

The above quote from Tolkien’s reply to a cat breeder, who was looking for a name for her Siamese cat, seems to indicate Tolkien’s general attitude toward cats. While he never explicitly stated an actual disdain against cats, the way he treated felines in Middle-earth legendarium seems to indicate otherwise. One can only look at his early version of Sauron, who he dubbed “Tevildo, the Prince of Cats.” Described as an evil fay with a gold collar that becomes the source of his power, his name is said to be derived from tefe, a Quenya root which means “hate/hatred.” In The Tale of Tinúviel, one of the early versions of the story of Beren and Lúthien, Beren was forced to work in Tevildo’s kitchen by Melkor. Tevildo is also assisted by several other evil cats: Oikeroi, Umuiyan, and Miaulë. Queen Berúthiel and her cats are also depicted in sinister way, associated with winter, shapeless eerie statues, bleakness, and fear.

Lanjutkan membaca “On Tolkien’s Quaint Poem about a Sleeping Cat”

Greed and Blood: Powerful Objects in The Silmarillion and Javanese Book of Monarchs

The Making of the Silmarils, by Anna Kulisz

There have been no gems more beautiful yet devastating in their influences in Tolkien legendarium like the three Silmarils. Created from unbreakable crystalline substance called silima, containing the powerful Light of Valinor from the Two Trees, the gems’ immense beauty was only matched with their destructive nature. More accurately, the greed and bloodlust they invoked looked like a great contrast with the way they were created.

There are many influences that we can attribute to the nature of the Silmarils based on Tolkien’s interests and background. However, a unique parallel can also be found in an unlikely source: the semi-legendary chronicle of Javanese monarchs known as Pararaton, which features a powerful weapon and sacred object that bore a strong resemblance to the Silmarils.

Lanjutkan membaca “Greed and Blood: Powerful Objects in The Silmarillion and Javanese Book of Monarchs”

Anjing Pemburu dalam Legendarium Tolkien

Anjing adalah hewan yang sering ditemukan dalam legendarium Middle-earth, tetapi anjing pemburu (hound) mendapat tempat istimewa. Gambaran anjing pemburu yang ganas tetapi setia mendampingi beberapa karakter penting dalam legendarium, bahkan memiliki gemanya dalam mitologi di dunia kita. Huan, anjing pemburu yang mendampingi Lúthien dan membantu Beren, adalah contoh paling menyolok. Bertubuh sebesar kuda poni, tidak pernah merasa lelah, dan setia, Huan adalah perwujudan ideal sosok anjing dalam fiksi.

Huan’s Promise, oleh Ebe Kastein
Lanjutkan membaca “Anjing Pemburu dalam Legendarium Tolkien”

Pagebluk Middle-earth: Gambaran Wabah Besar dalam Legendarium Tolkien

Gambaran realistis tentang peradaban dalam legendarium Middle-earth mencakup berbagai aspek yang bisa kita temukan dalam sejarah dunia nyata, termasuk peristiwa penyebaran wabah. J. R. R. Tolkien menulis tentang Wabah Besar Middle-earth (The Great Plague of Middle-earth) sebagai catatan sejarah dalam apendiks di The Lord of the Rings, namun dengan dampak yang cukup besar dalam sejarah Manusia dan Hobbit, dua kaum yang paling terdampak peristiwa ini.

Walau berdampak besar, Tolkien tidak terlalu banyak menyuguhkan detail dalam catatan sejarah yang (seharusnya) penting ini. Akan tetapi, kita bisa menarik paralelnya dengan beberapa aspek dalam Wabah Maut Hitam (Black Death) Eropa yang terjadi pada Abad Pertengahan, serta pengaruh sosial, filosofis, dan artistik yang menjadi dampaknya.

Lanjutkan membaca “Pagebluk Middle-earth: Gambaran Wabah Besar dalam Legendarium Tolkien”

Reflections of Eärendil and Túrin Turambar in a Bugis Mythical Hero

Eärendil, by alarie-tano

Shared themes are not unusual in the world of mythology and folklore. Tolkien created characters like Eärendil and Túrin Turambar to explore themes like voyage, unavoidable tragedy, and familial taboo. Readers could find pieces of these characters reflected in previously-famous figures, like Odyssey from Ancient Greece and Kullervo from Finnish Kalevala. However, a parallel can be drawn from even less culturally familiar source: an epic creation myth of the Bugis from Sulawesi Island, Indonesia, titled La Galigo. Sawerigading, the central figure in the myth, is a rich and complicated character that has subtle parallel with Tolkien’s similarly iconic heroes.

Lanjutkan membaca “Reflections of Eärendil and Túrin Turambar in a Bugis Mythical Hero”

Ulmo dan Maknanya Menjadi Penguasa Air

The Wrath of Ulmo, oleh Ralph Damiani

Dalam artikel sebelumnya, saya membahas laut secara spesifik terkait domain spesifik dari Ossë dan Uinen, makhluk spiritual tingkat rendah (Maiar) yang mewakili dua sifat laut yang saling berlawanan. Akan tetapi, jika dibandingkan dengan Ulmo, keduanya hanya mewakili sebagian kecil dari kekuatan air yang terkandung dalam dunia Tolkien. Melihat keterlibatan Ulmo dalam banyak peristiwa di Middle-earth, bahkan melebihi keterlibatan langsung Valar lain, menarik melihat apa makna sebenarnya menjadi “penguasa air” dalam legendarium Tolkien.

Lanjutkan membaca “Ulmo dan Maknanya Menjadi Penguasa Air”

Ossë, Uinen, dan Dualitas Kekuatan Laut

Ossë and Uinen, oleh Kimberly

Mitologi modern ciptaan Tolkien mengusung karakter para Valar, sosok spiritual tinggi yang melaksanakan kehendak Iluvatar (sosok pencipta) di Middle-earth. Setiap Vala memiliki vassal (pengikut) berupa makhluk spiritual berkedudukan lebih rendah yang memiliki deskripsi tugas spesifik. Ulmo, Vala penguasa perairan yang termasuk dalam jajaran Valar terkuat, memiliki pengikut bernama Ossë dan Uinen yang berdomain di laut dan pesisir Middle-earth. Walau hanya disebut sangat sedikit dalam manuskrip Tolkien, kedua makhluk spiritual ini melambangkan sesuatu yang lebih dalam: dualitas dan kontradiksi yang ditunjukkan oleh lautan.

Lanjutkan membaca “Ossë, Uinen, dan Dualitas Kekuatan Laut”

Carcharoth dan Serigala-Serigala Middle-earth

Carcharoth, oleh Magdalena Katańska

Dari berbagai makhluk buas yang muncul dalam legendarium Tolkien, Carcharoth mungkin adalah salah satu yang memegang peranan penting dalam jalannya cerita. Penggambaran sosoknya sebagai penjaga Gerbang Angband, labirin di bawah gunung berapi Thangorodrim, tidak mudah dilupakan, begitu juga dengan keganasannya. Kengerian para serigala bahkan berakar dari ketakutan nyata J. R. R. Tolkien akan hewan serupa dari masa lalunya.

Lanjutkan membaca “Carcharoth dan Serigala-Serigala Middle-earth”

Mimpi dan Misteri Masa Silam dalam “The Lost Road”

Catatan: postingan ini dibuat untuk merayakan Tolkien Reading Day 2019, yang mengambil tema “misteri.” Baca juga postingan saya untuk TRD tahun 2018, 2017, 2016, dan 2015.

“C. S. Lewis dan aku melempar koin, dan dia kebagian tema perjalanan angkasa sementara aku perjalanan waktu. Aku mulai menulis buku (yang tak terselesaikan) di mana para karakterku melintasi waktu, hingga akhirnya mereka menyaksikan tenggelamnya Atlantis. Aku menyebutnya Numenór, Negeri di Barat.”

Itulah petikan surat J. R. R. Tolkien untuk Christopher Bretherton. Ditulis pada tanggal 16 Juli 1964, surat tersebut antara lain berisi ekspresi kesedihan Tolkien atas meninggalnya C. S. Lewis, penulis seri Narnia dan The Screwtape Letters, serta salah satu sahabat terdekatnya. Dalam surat tersebut, Tolkien menggambarkan “misi” iseng yang pernah dilakukannya bersama Lewis. Mereka ingin menulis kisah fiksi ilmiah, dan melempar koin untuk menentukan siapa menulis tema apa.

Lanjutkan membaca “Mimpi dan Misteri Masa Silam dalam “The Lost Road””