“Something Has Gone Crack”: the Great War and Tolkien, from Multiple Perspectives (Review)

“Tolkien’s major achievement, one could argue, was in fact to create a new-style image of heroism for an uncertain and dispirited age.”

Shippey and Bourney: A Steep Learning Curve: Tolkien and the British Army on the Somme

World War One left its mark in Tolkien’s works as the source of motifs and imagery, like philosophical and historical themes, contemplation on death and destructions, and reflection on relationships between people of different roles and groups. Additionally, the elements of personal experiences and daily observations helped bridging the gap between the image of the Great War and the realities of being in one. In Something Has Gone Crack: New Perspectives on J.R.R. Tolkien in the Great War (2019), notable contributors in Tolkien studies provide sixteen essays exploring different perspectives regarding of war and its effects on Tolkien’s works and personal life.

Lanjutkan membaca ““Something Has Gone Crack”: the Great War and Tolkien, from Multiple Perspectives (Review)”

Ulmo dan Maknanya Menjadi Penguasa Air

The Wrath of Ulmo, oleh Ralph Damiani

Dalam artikel sebelumnya, saya membahas laut secara spesifik terkait domain spesifik dari Ossë dan Uinen, makhluk spiritual tingkat rendah (Maiar) yang mewakili dua sifat laut yang saling berlawanan. Akan tetapi, jika dibandingkan dengan Ulmo, keduanya hanya mewakili sebagian kecil dari kekuatan air yang terkandung dalam dunia Tolkien. Melihat keterlibatan Ulmo dalam banyak peristiwa di Middle-earth, bahkan melebihi keterlibatan langsung Valar lain, menarik melihat apa makna sebenarnya menjadi “penguasa air” dalam legendarium Tolkien.

Lanjutkan membaca “Ulmo dan Maknanya Menjadi Penguasa Air”

Ada Apa di Rawa Kematian (Dead Marshes)?

The Passage of the Marshes, oleh Anna Kulisz

Rawa Kematian (Dead Marshes) menghadirkan horor yang lebih dalam ketimbang namanya. Ketika Frodo, Sam, dan Gollum menyeberangi rawa tersebut dalam The Lord of the Rings: The Two Towers, cahaya aneh mirip lilin muncul seolah memikat mereka, dan wajah-wajah mayat dari pertempuran berabad-abad silam mengapung ke permukaan. Manusia dan Elf yang digambarkan secara agung dalam kisah-kisah pertempuran masa lalu menjelma menjadi wajah-wajah kematian pucat di rawa tersebut, dikelilingi air pekat dan lumpur berbau busuk.

Lanjutkan membaca “Ada Apa di Rawa Kematian (Dead Marshes)?”

Vala Nienna dalam Legendarium Tolkien: Mengapa Dia Selalu Menangis?

The Silmarillion memberi informasi tentang deskripsi tugas para Valar: Manwë, penguasa angkasa dan udara. Ulmo, penguasa perairan. Yavanna, ibu bumi. Namo, aulanya menerima jiwa-jiwa mereka yang terbunuh. Tapi ada satu nama yang menggelitik rasa penasaran saya: Nienna. Wanita yang menangis. Apa tugas Vala yang kemampuan istimewanya adalah menangis?

Mudah “menuduh” Nienna sebagai perwujudan stereotip perempuan cengeng; wanita yang deskripsi tugasnya adalah “menangis” dan “berduka cita” tentu kalah keren dibanding Valar yang deskripsinya mencerminkan kekuasaan dan kekuatan. Tetapi, seperti analisis karakter saya terhadap Finarfin si raja dadakan, membangun kembali apa yang sudah hancur dan membilas luka yang timbul karena kehancuran jauh lebih sulit daripada menghancurkan. Itulah sebabnya Nienna dengan deskripsinya yang sekilas tidak jelas itu memegang peran yang luar biasa. 

Lanjutkan membaca “Vala Nienna dalam Legendarium Tolkien: Mengapa Dia Selalu Menangis?”