On Tolkien’s Quaint Poem about a Sleeping Cat

“I fear that to me Siamese cats belong to the fauna of Mordor….”

Tolkien’s letter to Allen & Unwin, 16 October 1959 (Letter 219)

The above quote from Tolkien’s reply to a cat breeder, who was looking for a name for her Siamese cat, seems to indicate Tolkien’s general attitude toward cats. While he never explicitly stated an actual disdain against cats, the way he treated felines in Middle-earth legendarium seems to indicate otherwise. One can only look at his early version of Sauron, who he dubbed “Tevildo, the Prince of Cats.” Described as an evil fay with a gold collar that becomes the source of his power, his name is said to be derived from tefe, a Quenya root which means “hate/hatred.” In The Tale of Tinúviel, one of the early versions of the story of Beren and Lúthien, Beren was forced to work in Tevildo’s kitchen by Melkor. Tevildo is also assisted by several other evil cats: Oikeroi, Umuiyan, and Miaulë. Queen Berúthiel and her cats are also depicted in sinister way, associated with winter, shapeless eerie statues, bleakness, and fear.

Lanjutkan membaca “On Tolkien’s Quaint Poem about a Sleeping Cat”

Ada Apa di Rawa Kematian (Dead Marshes)?

The Passage of the Marshes, oleh Anna Kulisz

Rawa Kematian (Dead Marshes) menghadirkan horor yang lebih dalam ketimbang namanya. Ketika Frodo, Sam, dan Gollum menyeberangi rawa tersebut dalam The Lord of the Rings: The Two Towers, cahaya aneh mirip lilin muncul seolah memikat mereka, dan wajah-wajah mayat dari pertempuran berabad-abad silam mengapung ke permukaan. Manusia dan Elf yang digambarkan secara agung dalam kisah-kisah pertempuran masa lalu menjelma menjadi wajah-wajah kematian pucat di rawa tersebut, dikelilingi air pekat dan lumpur berbau busuk.

Lanjutkan membaca “Ada Apa di Rawa Kematian (Dead Marshes)?”

Tentang Thranduil

Dari sekian banyak karakter yang hadir di dalam LOTR dan The Hobbit, Thranduil mungkin salah satu yang memancing teka-teki, terutama karena tidak banyak informasi tentang dirinya yang bisa dikorek jika hanya dari kedua buku tersebut. Pohon keluarganya pun sangat unik: hanya ada satu garis yang menghubungkan antara Thranduil dengan Oropher (ayahnya) dan Legolas (anaknya), dan tentu saja saya tidak mengharapkan mereka berkembang biak dengan membelah diri. Jadi, apa yang bisa kita ketahui dari karakter ini?

Lanjutkan membaca “Tentang Thranduil”

Scaling Up: Ulasan Buku “The Dragon: Fear and Power”

Ulasan oleh: Tom Shippey

Buku karya: Martin Arnold

Catatan: tulisan ini adalah terjemahan dari ulasan Tom Shippey untuk buku karya Martin Arnold, The Dragon: Fear and Power, yang dimuat di Literary Review edisi November 2018. Terjemahan ini dibuat dengan izin dari Literary Review. Versi asli yang berbahasa Inggris bisa dibaca di sini.

Terima kasih untuk David Gelber dari editorial Literary Review yang telah memberi saya izin untuk menerjemahkan ulasan ini.  Lanjutkan membaca “Scaling Up: Ulasan Buku “The Dragon: Fear and Power””

Dari Blog ke Seminar: Kisah Artikel yang “Terbang” ke Leeds

Tanggal 1 Juli 2018, artikel saya yang berjudul The Names of Túrin Turambar and “Spiritual Burden” Concept in Javanese Naming Philosophy dibacakan di ajang Tolkien Society Seminar 2018 yang berlangsung di Leeds. Saya bilang “dibacakan” karena memang saya tidak ada di sana untuk mempresentasikannya sendiri, sehingga otomatis menjadikan saya sebagai satu-satunya peserta yang tidak bisa foto bareng sambil pamer kartu peserta dan latar belakang logo Tolkien Society, dan tentunya…tidak mendapat jatah konsumsi (*garuk tanah*).

tolkien society seminar 2018

My superpower: invisibility

Nelson Goering, ketiga dari kanan (di belakang), membawakan makalah saya

Sumber

Lalu, bagaimana ceritanya tulisan yang asalnya dari postingan blog singkat itu bisa terbang meninggalkan pemiliknya di Kalimantan Timur untuk eksis di Leeds?

Berikut ceritanya.

Lanjutkan membaca “Dari Blog ke Seminar: Kisah Artikel yang “Terbang” ke Leeds”

Gadis Matahari, Pemuda Bulan: Tentang Arien dan Tilion

arien_and_tilion___lovers_in_the_sky_by_ingvildschageart-dav5o83

Arien and Tilion, oleh Ingvild Schage

Matahari dan bulan menempati posisi penting dalam berbagai mitologi dunia. Bahkan sebelum kemajuan sains mengungkap karakteristik keduanya secara mendetail, manusia sudah menempatkan keduanya di tempat istimewa, termasuk menciptakan gambaran antropomorfis (berciri manusia) untuk mendeskripsikan mereka. Arien dan Tilion adalah versi serupa di dalam legendarium Tolkien, perwujudan matahari dan bulan yang juga mencerminkan berbagai mitologi di dunia nyata.  Lanjutkan membaca “Gadis Matahari, Pemuda Bulan: Tentang Arien dan Tilion”

The Shibboleth of Fëanor: Ketika Perubahan Bahasa Dipolitisasi

Shibboleth (noun)

a : a use of language regarded as distinctive of a particular group.
b : a custom or usage regarded as distinguishing one group from others .

Merriam-Webster Online Dictionary

Bahasa adalah hal yang memiliki kekuatan begitu besar sehingga kita mungkin tak menyadarinya, hanya karena kita menggunakannya setiap hari. Jangankan sepotong kata yang menghilang; perbedaan ejaan yang kedengarannya sepele sekalipun bisa menjadi pemicu untuk berbagai peristiwa penting. J.R.R. Tolkien, filolog yang menekuni bahasa seumur hidupnya, menuangkannya dalam salah satu manuskripnya untuk legendarium Middle-earth, yaitu sebuah esai berjudul The Shibboleth of Fëanor. Tolkien menggambarkan bagaimana perbedaan ejaan atau bunyi yang kedengarannya sepele dapat membuat pihak tertentu merasa terancam, bahkan menggunakannya sebagai upaya membuat klaim politik. 

Lanjutkan membaca “The Shibboleth of Fëanor: Ketika Perubahan Bahasa Dipolitisasi”

Tentang Hobbit, Memori, dan Peran Catatan Sejarah

red-book-1

Hobbit adalah ras yang dianggap “kurang istimewa” dibanding Elf, Dwarf atau Manusia, terutama karena tidak banyak yang diketahui tentang mereka. Walau genealogi Hobbit berakar dari Manusia, tidak diketahui bagaimana tepatnya pembagian ini terjadi. Hobbit adalah kaum tersembunyi yang tidak ingin cara hidup mereka yang sederhana menjadi kacau karena pengaruh dunia luar. Ini sebabnya sejarah kaum Hobbit menjadi sesuatu yang samar-samar berada di ingatan, atau hanya diingat melalui cerita-cerita yang berbau “konon.” Karena itu, luar biasa jika mempertimbangkan bahwa Buku Merah Westmarch, yang merupakan salah satu manuskrip sejarah terpenting di Middle-earth, justru dimulai oleh sesosok Hobbit. 

Lanjutkan membaca “Tentang Hobbit, Memori, dan Peran Catatan Sejarah”

A Casual Reader’s Thought of “Baptism of Fire: The Birth of the Modern British Fantastic in World War I”

I have grown from a lanky schoolgirl who watched the first Lord of the Rings movie in an almost-dilapidated local cinema with my mouth gaped in wonder, to a serious book hoarder who read books that I had never imagined I would’ve read, such as The Letters of J. R. R. Tolkien, Perilous and Fair: Women in the Works and Life of J. R. R. Tolkien, and finally this one: Baptism of Fire: the Birth of the Modern British Fantastic in World War I. While I’ll forever envy the likes of Tom Shippey, Dimitra Fimi, Verlyn Flieger and John Garth for having a career that surrounds the works of Tolkien, I’m quite happy to be immersed in Tolkien’s works, along with other books that help improving my understanding toward his modern mythology. 

Lanjutkan membaca “A Casual Reader’s Thought of “Baptism of Fire: The Birth of the Modern British Fantastic in World War I””

Viola, Portia, dan Eowyn: Penyamaran yang Mendobrak Batasan

Ada banyak aspek menarik yang bisa digali dari karya Tolkien dan Shakespeare terkait karakter wanita mereka, contohnya penyamaran (masquerade) yang dilakukan karakter wanita. Aksi tersebut tidak hanya bermakna menutupi identitas yang sebenarnya, tetapi lebih subversif, yaitu mendobrak batasan yang melingkupi peran seorang wanita dalam lingkungannya. Dalam hal karakter Tolkien yaitu Eowyn, penyamarannya bahkan mampu mengangkat peran karakter lainnya yang sama-sama cenderung dimarjinalkan.

Lanjutkan membaca “Viola, Portia, dan Eowyn: Penyamaran yang Mendobrak Batasan”