About Me

I started this blog as an Indonesian-language Tolkien-related blog, sharing Tolkien-related information beyond The Lord of the Rings and The Hobbit movie adaptations for Indonesian audience, since it was how many people found out about Tolkien’s works here. However, over the years, my personal interests on Tolkien grew and I decided to write mostly in English. I was (and still am) inspired by Tolkien writers and scholars such as Dimitra Fimi, Verlyn Flieger, John Garth, and many others who have made the field of Tolkien study becoming more accessible to general or non-academic public.

I am active on my Twitter account BlogTolkien, but my blog is still a place for longer, more complicated writing. I also have huge interest in folklore, particularly the folklore of my own country and other Southeast Asian regions in general. Interestingly, my interest about folklore grew more after I started reading Tolkien’s works more deeply, and I have been trying to incorporate it in my recent writings. This one, for example, was one of my favorites, and it was nominated for Tolkien Society Awards for Best Article in 2021.

My goal? I wish I could reach the same or at least similar level to the wonderful Tolkien authors and scholars I look up to. I understand that I am limited in some capacities, from the expensive prices of imported scholarly books to the fact that there is no space for Tolkien study here. But I am enjoying the journey so far, especially since I can share my original thoughts and perspectives about Tolkien freely. I also appreciate the support and connection in the international Tolkien community space.

Thank you for coming, and I hope you enjoy my writings, including the ones that will come up in the future!

 

  

24 respons untuk ‘About Me

  1. Halo Mba Putri, Salam kenal 😃
    Saya tertarik sama karya Pak Tolkien. Bisa dibilang saya merupakan newbie fans atau penggemar karya beliau.
    saya sudah menonton film lotr sama film th dan saya sudah baca novelnya yang saya pinjem dari perpus sekolah.
    saya ingin meminta advice mba nih, buku apa saja yang bisa saya baca selain the silmarillion, HoME, dan the adventure of tom bombadil, yang berkaitan dengan mythology Pak Tolkien tentunya dan bisa didapatkan dimana saja? karena saya sudah mencari di gramedia online store tapi bukunya unavailable sedangkan di books and beyond bukunya hanha tersedia dalam bahasa inggris.
    oh iya, karena saya sudah baca novel lotr dan th saya juga kepingin membelinya. kalau di books and beyond ada versi MTI dan FTI nah sebaiknya saya beli versi yang mana?
    maaf kalau terlalu panjang dan merepotkan. thank you Mba Putri 😃

    Suka

    1. Salam kenal juga, Masayu…

      Wow, enaknya di sekolah ada buku The Hobbit dan LOTR…jadi iri. Jaman saya SMA dulu kalau mau baca ya harus beli 🙂

      Maksudnya versi MTI dan FTI itu apa ya? Kalau untuk Middle Earth legendarium, selain The Hobbit dan LOTR, yang lainnya memang belum ada yang diterjemahkan. Setelah baca Hobbit, LOTR dan Silmarillion, buku yang bisa dibaca adalah Children of Hurin, karena gaya bertuturnya sama dengan LOTR sehingga cenderung enak dibaca. Baru setelah itu bisa ke Unfinished Tales dan HoME. Sementara itu, The Adventures of Tom Bombadill berisi kumpulan puisi (ada 16 puisi di dalamnya), jadi kalau suka puisi bisa beli itu. Saya sih dengar kalau buku The Silmarillion dan Tales of the Perilous Realm akan diterjemahkan, tapi sepertinya itu masih lama (dan Tales of the Perilous Realm itu karya kompilasi Tolkien yang lain, yang tidak ada hubungannya dengan Middle Earth, tapi Adventures of Tom Bombadill masuk ke dalamnya).

      Kalau sudah tidak sabar ingin baca yang bahasa Inggris, ya bisa baca Children of Hurin dulu setelah Hobbit, LOTR dan The Silmarillion, karena gaya bahasanya lebih enak. Kalau mau beli buku-buku yang belum diterjemahkan itu secara praktis, bisa pergi ke toko buku impor online seperti Periplus.com dan OpenTrolley.co.id. Sejauh ini saya sudah pernah belanja di kedua toko itu, tapi kelebihan OpenTrolley adalah koleksi karya-karya Tolkiennya lebih lengkap dan biaya pengirimannya tetap (jadi seberapa banyakpun beli, ongkos kirim gak akan naik). Kita harus buat akun dulu dengan password untuk keperluan belanja, tapi setelah itu prosesnya mudah kok. Kedua toko itu nggak mengharuskan kita untuk punya kartu kredit, dan bayarnya bisa transfer lewat bank atau ATM saja.

      Semoga bermanfaat ya.

      Suka

      1. Wah terima kasih banyak Mba Putri atas infonya. Bermanfaat sekali.
        Oh iya, novel MTI itu kalau tidak salah adalah novel Movie Tie-In, Mba.
        Sekali lagi terima kasih banyak sudah memberikan advice yang sangat bermanfaat. 🙂

        Suka

  2. Oh, kalau soal pilih buku yang mana tergantung selera: Movie tie-in itu untuk yang tipe up-to-date atau suka dengan versi filmnya, tapi kalau suka yang orisinal ya versi buku aslinya aja. Kalo saya sih lebih suka sampul buku dari penerbit karena nggak generik dan unik, apalagi buku-buku Tolkien versi bahasa Inggris banyak yang punya sampul berbeda (tapi isinya nggak beda kok, sama aja, paling yang beda selain sampul cuma bentuk dan ukuran teks sama mungkin catatan penerbitnya, karena bukan cuma satu penerbit aja yang punya hak cetak karya-karya Tolkien). Kalo ada lihat artikel saya yang tentang ditolaknya adaptasi film The Silmarillion, dan ada lihat foto-foto koleksi Tolkien saya, ada beberapa yang sampulnya warna-warni, kan? Nah, itu ciri khas penerbit yang namanya Del Rey, tapi penerbit lain kayak Balantine Books atau Houghton-Miffin punya sampul berbeda walaupun buku-bukunya dan isinya sama, jadi tergantung kamu beli yang mana. Intinya, antara movie tie-in dan buku sampul penerbit isinya sama aja, tapi sampulnya aja yang beda, jadi tergantung selera.

    Oke deh, selamat berburu 🙂

    Suka

  3. Halooo!!

    Wah pantes tulisannya keren.. ternyata penulis! Salam kenal kakak! Ugm juga ternyata hehehe.. tapi saya sekarang di jakarta sih.. kalau ke jakarta atau jogja boleh dong jumpa fans, ngobrol2 tentang tolkien..mau berguru saya hahaha.. eh serius loo kalau ada meet up atau jumpa fans, saya minat!!

    Suka

  4. Halo juga…. Wah ternyata alumni Jogja 🙂 Iya lagi coba-coba jadi penulis, ini juga bukan bestseller, tapi pokoknya senang sudah bisa menuangkan apa yang ingin disampaikan ke atas kertas. Wah, saya kayaknya masih lama ya bisa ke Jogja lagi, tapi asyik kali ya kalo bisa ketemuan pas di sana. Kayaknya tipe yang suka jalan-jalan nih, hehe.

    Suka

  5. Hayy Mbak Putri…lulusan psikologi ya? Wahh…saya biasanya sangat kepo terhadap orang yang belajar di bidang ini he he *bolehkah? *abaikan**
    “Belajar seni pedang Jepang (kenjutsu) dan ikut klub berkuda saat kuliah”, keren banget dong. Tipe-tipe wonder woman nih :mrgreen:
    BTW, meski saya gak terlalu suka bacaan fantasy, salan kenal aja deh dari Jogja ^^

    Suka

    1. Wah, salam kenal. Aduh, saya kangen banget ini sama Jogja, udah lama pengen main lagi ke sana, buat nostalgia bentaaarrr…aja, tapi sibuk melulu 😦 hehe, iya, saya mah terhitung abnormal kalo untuk ukuran anak psikologi UGM, waktu itu iseng nyari kegiatan di luar kampus, akhirnya malah nyasar ke klub berkuda yang posnya jauh banget, dan klub kenjutsu di fakultas tetangga. Eh? Mau kepo? Hm…hm, tapi semoga jawaban2 saya bisa dipertanggungjawabkan 😀

      Suka

  6. mbak putri..coba dong itu um kristoper di lobi biar mau di filmin lagi sama piter jaksen..biar seru ya mbak..oiya di akhir LOTR yg ke tiga ada narasi terakhir klo si sam ada peran tokoh di cerita lain..ada gk kira kira mbak?soale pingin ada lagi film epic karya pak tolkin dan yg handel piter jaksen klo bukan doi gk sreg..suwun mbak

    Suka

    1. Dilobi? Eh, saya nggak kenal lho sama Christopher Tolkien 🙂 Beliau itu juga orangnya terkenal nggak begitu suka diekspos, kecuali kalau berkaitan dengan karya-karyanya. Jadi, sekali membuat keputusan, itu sudah final bagi beliau, biarpun memohon atau ngancem sekalipun. Maklum, beliau ini punya integritas karya yang kuat dan idealis kayak bapaknya.

      LOTR adalah kisah terakhir dari Middle-earth legendarium, tidak akan ada lagi kelanjutannya karena dari sananya ceritanya emang sudah habis. Christopher Tolkien hanya mengedit dan menerbitkan karya-karya ayahnya yang belum sempat diterbitkan saat meninggal, dan itu nggak semuanya terkait Middle-earth. Jadi, untuk film lainnya saat ini sih sepertinya bisa dilupakan saja…

      Suka

    1. Hai Lala, makasih udah mampir. Hm, maaf ya, kalau nomor WA saya hanya khusus untuk keperluan pekerjaan, jadi tidak untuk ngobrol 🙂 Tapi bisa kok tanya2 di kolom komentar mana saja di sini, atau di page Facebook Blog Tolkien Indonesia juga boleh. Saya hampir tiap hari online kok.

      Suka

    1. Nggak belajar secara serius, hanya sekadar tahu frase-frase penting. 🙂 Quenya itu kalau diistilahkan seperti kromo inggilnya kaum Elf, bahasa “tinggi” yang berakar dari bahasa kaum Elf awal (saat mereka masih tinggal di negeri yang sama dengan Valar). Sindarin adalah bahasa yang lebih umum, digunakan secara lebih luas, terutama di Zaman Ketiga (saking umumnya, para Rangers yang notabene Manusia juga menggunakannya). Di dunia nyata, Tolkien mendasarkan pembuatan bahasa Quenya pada bahasa Finlandia, sedangkan Sindarin lebih ke campuran antara Wales dan Briton.

      Suka

  7. Maaf, ak. Saya mau nanya lagi… hehe…
    Jujur, saya ini anak yang banyak tanya :v(masih 15 thn)
    Kak, di buku The Children of Hurin dan The Silmarillion itu ada yg melanggar norma gitu nggak?(yah seperti s*x and nud*ty)
    Soalnya saya pingin beli kedua buku itu tapi takut ada yang nggak baiknya…

    Suka

    1. Banyak adegan yang cukup intens di CoH dan The Silmarillion. Ada kematian, pembunuhan, peperangan, rasisme Elf ke Manusia, sedikit incest, etc. Tapi, cara Tolkien bercerita tidak eksplisit dan prosaik seperti George R.R. Martin yang nulis seri A Song of Ice and Fire (yang jadi serial Game of Thrones). Gaya bahasa Tolkien lebih berkesan sedikit puitis, dan keunggulan kisah-kisahnya adalah jalinan cerita yang berlapis-lapis dan dibawakan dengan kedalaman tertentu, jadi peristiwa2 mengerikan sekalipun penggambarannya nggak pakai kata-kata atau deskripsi super eksplisit. Saya bilang mereka cukup aman kok, bahkan untuk pembaca usia 15 tahun.

      Suka

    1. Angerthas itu istilah untuk sistem penulisan yang gayanya lebih mirip rune, soalnya menampilkan bentuk-bentuk agak persegi dan menyudut kayak rune Jerman kuno (nama sistemnya “Angerthas”, dan julukan untuk setiap huruf-hurufnya adalah “certhas” (plural “cirth”). Angerthas itu dulu kalau menurut ceritanya Tolkien diciptakan oleh Elf Sindarin, tapi belakangan bentuk modifikasinya banyak dipakai Dwarf. Kalau Tengwar itu sistem penulisan yang lebih umum digunakan kaum Elf, dan diciptakan oleh Feanor. Bentuk Tengwar meliuk-liuk karena bagian-bagian aksaranya dibagi dua: telco (batang) dan luva (“busur” atau bagian yang meliuk). Angerthas sejarahnya diciptakan karena lebih cocok untuk dipahat di batu atau permukaan keras berukuran besar lain, sementara karakteristik Tengwar membuatnya lebih cocok untuk kaligrafi atau inkripsi halus di perhiasan dan benda-benda kecil.

      Suka

Tinggalkan komentar